Kembali
ke Active Fuse
Listrik PLN pada dasarnya adalah listrik AC ( Alternating Current)
atau dalam bahasa Indonesia nya disebut listrik bolak balik. Disebut bolak
balik karena nilainya selalu berubah ubah mengikuti pola gelombang sinus
seperti yang dapat dilihat pada gambar grafik listrik PLN berikut
ini.
Setiap siklus dari listrik PLN selalu dimulai dari nilai nol,
kemudian menuju nilai puncak pertama yang disebut sebagai positif peak,
balik lagi ke nilai nol, lalu menuju ke puncak kedua yang disebut sebagai
negatif peak, dan pada ahirnya kembali lagi ke nilai nol
Siklus ini berlangsung terus menerus, untuk negara yg frekuensi listrik
nya 50Hz, maka sikus ini berlangsung sebanyak 50 kali tiap detik, dan untuk
negara yg frekuensi listriknya 60Hz maka siklus ini berlangsung sebanyak
60 kali tiap detik.
Di dunia ini pada dasarnya hanya ada dua jenis frekuensi listrik yaitu
50Hz dan 60Hz.
Ketika peralatan audio dinyalakan secara manual maka nilai dari
pada tegangan listrik bisa berada pada berbagai kemungkinan posisi pada grafik
listrik PLN.
Timing yg paling diinginkan ketika peralatan audio dinyalakan adalah
ketika nilai dari tegangan listrik PLN berada pada nilai nol, karena ketika
peralatan dinyalakan pada posisi ini maka arus start akan minimum atau
mendekati nol dan MCB di rumah kita tidak akan turun.
Sebaliknya jika peralatan dinyalakan ketika listrik PLN berada
pada posisi Peak, baik pada Postive Peak ataupun Negative Peak, maka
arus start akan memiliki nilai maksimum, dan apabila peralatan
anda memiliki daya besar, maka ada kemungkinan MCB di rumah anda akan turun.
Active Fuse bekerja dengan prinsip Zero Crossing Contact. Ketika baru
dinyalakan Active Fuse tidak langsung menghubungkan listrik PLN ke
peralatan, akan tetapi memonitor terlebih dahulu apakah nilai grafik
listrik PLN sedang berada pada titik nol, jika sudah sudah
berada pada titik nol maka barulah listrik dari PLN disambungkan ke peralatan,
sehingga MCB pada rumah tidak akan turun.